Iran meluncurkan latihan militer besar-besaran (VIDEO)
Latihan tersebut bertujuan untuk “meningkatkan kekuatan pencegahan dalam menghadapi ancaman baru,” kata militer negara itu.
Iran telah meluncurkan latihan perang skala besar selama dua hari di bagian tengah negara itu di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut yang dibakar oleh konflik antara kelompok bersenjata Palestina Hamas dan Israel.
Latihan itu, yang disebut ‘Eqtedar 1402’, dimulai pada Jumat di kawasan Nasrabad provinsi Isfahan. Brigadir Jenderal Karim Cheshak, juru bicara latihan itu, dikutip media Iran mengatakan bahwa itu melibatkan infanteri, berbagai peralatan militer, pesawat tempur, drone, dan sarana perang elektronik.
Cheshak juga mencatat bahwa armada sekitar 200 helikopter melakukan operasi pada hari pertama latihan itu. Ia menambahkan bahwa tujuan latihan itu adalah menilai tingkat kesiapan tempur pasukan darat Iran dan meninjau taktik tempur. Tujuan lain adalah untuk “meningkatkan kekuatan pencegahan dalam menghadapi ancaman baru, dan juga mengembangkan keamanan yang stabil,” kata pejabat itu.
Tanpa menentukan jumlah personel yang ikut serta dalam latihan itu, juru bicara mengindikasikan bahwa itu akan terdiri dari empat tahap. Sementara tahap pertama akan fokus pada transfer empat brigade ke area latihan, tahap kedua akan melibatkan operasi pengintaian.
Tahap ketiga dan keempat akan didedikasikan untuk skenario pertahanan pantai dan operasi udara malam, katanya dilaporkan.
Video yang dibagikan media lokal menggambarkan puluhan tank di pedesaan gurun, sementara sejumlah helikopter mempersiapkan diri untuk lepas landas dari bandara.
Latihan perang skala besar Iran datang setelah Pentagon mengungkapkan pada Kamis bahwa pasukannya telah melakukan serangan udara terhadap instalasi militer di timur Suriah, yang dikatakannya “digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam Iran,” cabang elit dari militer negara itu. Meskipun demikian, ia bersikeras bahwa serangan itu tidak berkaitan dengan pertempuran berlangsung antara Israel dan Hamas.
Kelompok bersenjata meluncurkan serangan kejutan terhadap Israel pada 7 Oktober, mengakibatkan ribuan korban jiwa di kedua belah pihak. Iran, yang memiliki hubungan dekat dengan Hamas dan kelompok militer Islamis Hezbollah Lebanon, berulang kali mengutuk Israel atas apa yang digambarkannya sebagai “kejahatan perang.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah memperingatkan bahwa meskipun Washington tidak ingin konflik dengan Tehran, “jika Iran atau proksnya menyerang personel AS di mana pun,” Washington akan menanggapi “dengan cepat dan tegas.”
Tehran mengatakan bahwa pasukannya tidak akan terlibat dalam permusuhan “asalkan apartheid Israel tidak berani menyerang Iran, kepentingan, dan warganya.”